Bagaimana Dampak Virus Corona Terhadap Sektor Properti, Perhotelan & Ritel?


POJOK PROPERTY -- Pasar saham tanah air mulai menunjukkan sentimen negatif efek dari ditemukannya positif kasus virus corona di Indonesia. Lalu bagaimana dampaknya kepada sektor properti dan bisnis turunannya?

Sampai saat ini, bisnis properti tidak terdampak signifikan atas imbas kasus ini, belum ada pengembang yang sampai menghentikan proyek atau menunda peluncuran proyek. Namun demikian pengembang tetap berhatihati dan awas.

Photo by Ruthson Zimmerman on Unsplash

Dampak yang paling memungkinkan adalah perlambatan pembangunan. Vice President PT Metropolitan Kentjana, Jeffry Tanudjaya seperti dilansir Bisnis.com mengatakan, perlambatan pembangunan bisa terjadi apabila pengembang menggunakan bahan baku bangunan yang diimpor, terutama dari negara-negara terdampak wabah.

“Setahu saya belum ada yang berhenti karena selama ini. Walaupun begitu kita tetap harus waspada, tidak boleh anggap enteng,” ujarnya.

Sementara Direktur Marketing Repower Asia Indonesia Andy Natanael mengatakan penjualan perseroan tidak bakal terpapar oleh virus corona. Pasalnya, PT Repower Asia Indonesia Tbk. (REAL) menargetkan penjualan langsung kepada konsumen akhir.

 “Investor mungkin akan cenderung menahan, tapi target kami kan konsumen akhir yang tidak akan menunda pembelian karena kebutuhan bukan sekadar investasi,” katanya.
Berbeda dengan sektor real estate, salah satu turunan bisnis real estate yakni hospitality/perhotelan, mengalami dampak yang cukup berat. Katadata.co.id mencatat, Anjloknya okupansi hotel hingga angka 40% membawa dampak yang cukup besar bagi kelangsungan bisnis hotel.

Apalagi bisnis perhotelan memiliki karyawan dan properti dalam jumlah besar. Beberapa hotel di Batam dan Bali meminta karyawannya untuk cuti di saat permintaan sepi.
 “Dalam jangka pendek mereka lakukan itu. Kalau di atas bulan April masih sepi, apalagi ke depan kita masuk bulan puasa, ini bahaya,” ujar Wakil Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Yusran Maulana.

Katadata.co.id juga melaporkan, industri retail berpotensi kehilangan omzet sebesar US$ 48 juta atau sekitar Rp 652 miliar seiring menurunnya kunjungan turis dari Negeri Panda dalam dua bulan terakhir. Adapun daerah yang sektor retailnya paling terdampak adalah Manado, Bali, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Medan, dan Jakarta.

.
.
Baca Juga: 

Masa cuma 3juta bisa dapet rumah ? - Pesona Salak Gede - Sukabumi

Post a Comment

Silahkan berbagi informasi seputar Property dan Kavling Syariah

Lebih baru Lebih lama
avatar
Customer Service Selamat Datang di Pojok Property Official, silahkan di tanyakan via WHATSAPP
Pojok Property Official Assalamualaikum wr wb Apa kabar Bapak / Ibu, adakah yang bisa kami bantu dari team official www.pojokproperty.com
:
Chat with WhatsApp